Senin, 26 September 2011

Simulasi & Sosialisasi E-Voting di Kabupaten Pandeglang 26 Desember 2010

Simulasi & Sosialisasi E-Voting pada Pemungutan Suara Ulang di Kabupaten Pandeglang pada tanggal 26 Desember 2010 dilaksanakan oleh BPPT bekerjasama dengan Smartmatic.

Tujuan Simulasi & Sosialisasi E-Voting pada Pemungutan Suara Ulang di Kabupaten Pandeglang untuk mendapatkan respon masyarakat terhadap penggunaan e-voting.

Simulasi pemungutan suara ulang di Pandeglang tanggal 26 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
  • Mengamati proses berlangsungnya pemungutan ulang Pandeglang di 2 ( dua) TPS,  yaitu TPS Kebun Cau & TPS Kabayan di Pandeglang.
  • Simulasi perangkat e-voting kepada masyarakat dan memperkenankan masyarakat pemilih di kedua TPS tersebut untuk mencoba perangkat e-voting dengan cara menyentuh layar perangkat e-voting terhadap pilihannya yang dalam hal ini menggunakan gambar/foto yang tidak mencerminkan foto dan nama peserta pemilukada.
  • Sosialisasi e-Voting dengan memberikan brosur serta pengetahuan terhadap metode pemilukada menggunakan perangkat e-voting.

Perangkat yang dipergunakan;

  1. Perangkat pemungutan dan tabulasi (dilengkapi dengan layar sentuh untuk melakukan verifikasi terhadap pilihan) dan menentukan calon yang dipilih.
  2. Papan suara elektronik ( memilih calon dengan cara tekan
Papan suara elektronik memilih calon dengan cara menekan Angka pada papan elektronik seperti gambar dibawah;












Catatan :
Dalam smulasi kali ini gambar calon dalam papan suara elektronik disusun vertikal, dimana untuk selanjutnya agar disusun secara horisontal sesuai format pilkada dari KPU.


Lokasi TPS
TPS 04 .Kabayan Mesjid , SMP3 , Jalan Raya Rangkasbitung
TPS 10 Kebon Cau, Depan Makam pahlawan, SMKN

Lokasi Data Center
HOTEL Sejahtera : Jalan Letnan Bolang, no telp. 0253 201175








Tempat simulasi TPS1 (TPS 10 Kebun Cau): di SMK PGRI Pandeglang

Ketua KPU Pandeglang Bapak Budi Prakoso memilih ke dua TPS ini karena letaknya di Kota yang rata-rata lebih melek teknologi, dan daerah ini dekat dengan KPU sehingga lebih mudah untuk sosialisasi maupun penyampaian informasi. Dari segi teknologi, kecamatan ini lebih siap untuk teknologi, karena pernah mengirimkan foto audit pilkada/pemilu dan dikirim lewat jaringan internet.





Proses Simulasi E-Voting

Peserta simulasi mendaftarkan diri dulu di meja registrasi. Dicatat apakah mereka adalah peserta TPS atau dari tempat lain.


Peserta di ajarkan cara e-voting di meja Training.


Peserta melakukan proses e-voting sendiri di meja Simulasi, lalu menaruh struk e-voting ke kotak suara.

Peserta mengisi kuisioner mengenai pendapat penggunaan e-voting (isinya adalah: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, Pernah/tidak menggunakan e-voting, mudah/tidak menggunakan e-voting, siapkah jika pilkada mendatang memakai e-voting).

Di TPS 1 dengan peserta simulasi sebanyak 162 orang, setelah dilakukan proses audit (penghitungan manual di kotak suara VS mesin e-voting) didapatkan hasil akurat 100%.


Usia maksimum Peserta Simulasi di TPS 1 ini sampai 70 tahun, dengan pendidikan sekolah rakyat, SD dan SMK, masing-masing menyatakan mudah nya memakai alat ini. Lebih mengurangi kecurangan karena alatnya khusus. Lebih efisien tanpa perlu kertas, dan lebih mudah ketimbang memakai ATM. Mereka antusias jika Pilkada berikutnya memakai alat serupa. 
Namun mereka masih mempertanyakan jika alat ini dibawa ke pelosok desa, apakah orang desa bisa menggunakan alat ini, juga bagi penyandang cacat dan orangtua berusia 77 tahun yang usia tersebut kebanyakan berada di pelosok desa.












 
Dengan keberhasilan simulasi ini dan terkait dengan penerapan di lapangan, Ibu Andrari meyakini apabila e-voting ini berhasil dilakukan, maka akan banyak peluang bagi industri dalam negeri untuk ikut berperan serta. “Misalnya dari bidang perangkat keras seperti mesin e-voting (DRE+VVPAT/Direct Recording‚ Equipment with Voter Verified Printed Audit Trail) yang‚ meliputi perangkat pemungutan dan penyimpanan voting secara digital, perangkat pencetak kertas audit trail, perangkat verifikasi audit trail tanpa menyentuh dan kotak suara untuk menyimpan audit trail.Maka, langkah kedepan dan seterusnya adalah menrencanakan beberapa pilot project ditingkat pemilukada buat melihat feasibilitas teknologi e-Voting untuk Pemilu 2014. “Kami dari BPPT siap untuk mendukung pelaksanaan e-voting di Indonesia, mulai dari pemilihan kepala daerah hingga pemilu 2014 nanti. Sebagai mitra teknologi, kami akan senantiasa berusaha memberikan rekomendasi-rekomendasi teknologi terbaik demi pelaksanaan e-voting, ujar keduanya. (YRA/humas)