Minggu, 25 September 2011

Dialog Nasional Menuju Pemilu Elektronik di Indonesia

Rabu, 21 September 2011
http://kpu.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=6662&Itemid=1

Jakarta, kpu.go.id- Pemilihan elektronik (e-voting) yang tengah diwacanakan oleh pemerintah, diharapkan mampu mengatasi permasalahan dalam penyelenggaraan pemilihan umum yang telah lalu tanpa mengesampingkan azas Pemilu Indonesia yang luber dan jurdil. Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Dalam Negeri serta Komisi Pemilihan umum mengadakan Dialog Nasional Menuju Pemilu Elektronik di Indonesia, Rabu (21/9), di Auditorium BPPT.
Ketua KPU dalam acara Dialog Nasional e-Voting
Dialog Nasional yang bertemakan “Peningkatan Inovasi Produk Nasional untuk Pemilu Elektronik di Indonesia”, dihadiri oleh Ketua KPU Pusat, Abdul Hafiz Anshary dan Anggota KPU divisi Teknis dan Hubungan dan Partisipasi Masyarakat, Endang Sulastri, Perwakilan KPU Daerah, Bawaslu, Kementerian Dalam Negeri, Dirjen Otonomi Daerah, Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil, rekan dari LSM dan media massa.

Dalam acara Dialog Nasional menuju pemilu elektronik ini sekaligus dipamerkan beberapa produk mesin e-voting dan infrastruktur pendukung yang sudah dipakai di beberapa negara serta beberapa produk yang mendukung pemilu elektronik seperti e-KTP dan DPT Online.

E-voting
ini bertujuan untuk mengurangi peluang kesalahan dan penyalahgunaan dalam proses pemungutan dan penghitungan suara yang berarti mengurangi waktu dan biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat. Serta, melakukan advokasi secara langsung melalui simulasi e-voting. Hal lain yang utama dalam pelaksanaan e-voting adalah e-KTP. Karena jika dalam suatu daerah belum menerapkan e-KTP, maka pelaksanaan e-voting juga tidak dapat diterapkan secara serentak.
Smartmatic mempertunjukan peralatan e-Voting pada acara Dialog Nasional e-Voting

 
Menurut Hafiz Anshary, jika memang pemilihan elektronik diterapkan, tentu diperlukan sosialisasi yang harus dilakukan secara intensif. Sedangkan Kepala BPPT, Marzan Azis Iskandar, menyatakan dengan peralatan yang diproduksi sendiri oleh anak bangsa, pemilu elektronik dapat dilakukan dengan biaya yang murah.

Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) BPPT, telah melakukan simulasi e-voting seperti di Pandeglang, Banda Aceh, Tegal, Gorontalo dan Pasuruan yang hasilnya adalah rekomendasi bagi penerapan teknologi e-voting nasional. Pemberian suara elektronik (e-voting) telah diperkenankan manjadi salah satu metode pemberian suara oleh MK dalam Amar Putusan No. 147/PUU-VII/2009. (nia)


*Untuk presentasi / demonstrasi Teknologi e-Voting berasas Luber Jurdil dari Smartmatic, silahkan hubungi Julian Chong di +6287775347865

Tidak ada komentar:

Posting Komentar